Advertise 728x90

TADARUS AL-QUR'AN (1)

Written By Unknown on Monday, November 6, 2017 | 5:30 AM



Membicarakan tentang al-Qur'an itu selalu asyik dan menyenangkan, sebab semakin kita mendalaminya, maka semakin terbentang dihadapan kita hamparan lautan nan luas tak bertepi. Banyak mutiara-mutiara indah bertebaran di dalamnya, dan semuanya hanya bisa di dapatkan oleh mereka yang telah di buka mata hatinya oleh Allah, sehingga mampu melihat apa yang tidak di lihat oleh umumnya mata.
Salah satu hal unik dari ilmu yang di ambil dari al-Qur'an adalah berkenaan dengan "'Adad" atau hitungan dan bilangan yang terdapat dalam al-Qur'an. Tentunya kita sudah mengetahui bahwa bilangan itu ada yang tunggal, semisal bilangan 1-9, ada juga yang tersusun, semisal bilangan 11-19, ada jg bilangan model 10-90 dlsb. Dan semua bilangan tersebut hampir kesemuanya di sebutkan dalam ayat-ayat suci al-Qur'an. Silahkan dicari dan dicek sendiri kebenarannya.
Nah, salah satu hal yang menarik perhatian saya berkenaan dengan masalah bilangan ini adalah masalah bilangan Umur baginda Nabi yang ternyata sudah diisyarahi oleh al-Qur'an. Tepatnya pada ayat terakhir dari surat al-Munafiqun yang berbunyi:
ولن يؤخر الله نفسا إذا جاء أجلها والله خبير بما تعملون
Allah tidak akan pernah untuk memperlambat (kematian) seseorang, jikalau ajalnya sudah datang. Allah adalah dzat yang maha mengetahui apa saja yang kalian lakukan
Surat al-Munafiqun adalah surat yang ke-63 dalam urutan surat yang terdapat dalam mushaf yang kita kenal selama ini. Sedang ayat di atas merupakan ayat terakhir yang membicarakan tentang:
1.   Ajal pasti akan datang menjemput seseorang.
2.   Saat ajal datang, maka tidak ada yang bisa menolaknya maupun menghambatnya.
Dan tentunya sudah tidak asing lagi dalam pengetahuan kita, bahwa umur baginda Nabi Muhammad saw pun 63 tahun. Jadi ada keserasian antara urutan surat, ayat terakhir dan umur Baginda Nabi. Wallahu A'lam, apa ini othak-athik mathuk sehingga masuk dalam cocologi atau memang sudah di setting demikian oleh Allah yang menurunkan wahyu.
Lebih menarik lagi, kalau kita mengetahui bahwa surat yang berada setelah Al-Munafiqun adalah surat at-Taghobun, yang artinya adalah kerugian. Seolah-olah ingin mengingatkan kepada kita bahwa wafatnya Nabi Muhammad merupakan kerugian (Ghubnun) besar bagi umat manusia. Sebab dengan wafatnya sang Nabi, maka secara otomatis terputus pula Coneck antara bumi dan langit yang selama hidup beliau terjadi karena turunnya wahyu.
Ini baru salah satu keindahan al-Qur'an yang bisa di kuak dari satu sisi. Belum jikalau sisi-sisi yang lain pun juga dihidangkan kepada kita, tentunya sangat indah dan menyenangkan.
Semoga bermanfaat
Share Artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
Artikel Terkait:
Sisipkan Komentar Anda Disini
Breaking News close button
Back to top

0 komentar

Bagaimana Pendapat Anda?
Powered by Blogger.
 
Copyright © 2014. Anjangsana Suci Santri - All Rights Reserved | Template - Maskolis | Modifikasi by - Leony Li
Proudly powered by Blogger