Advertise 728x90

Lukisan Indah Untuk Saudaraku

Written By Unknown on Tuesday, January 27, 2015 | 12:45 PM



Alkisah, di sebuah negeri antah berantah sana, terdapat seorang Raja yang adil dan selalu berusaha untuk memakmurkan Rakyatnya. Semua rakyat bahagia dan gembira dengan berbagai kebijakan yang ditetapkan oleh sang Raja. Kehidupan Sang Raja serasa bertaburan dengan berwarna warni bunga yang indah nan harum semerbak. Hidup senang, Rakyat makmur nan bahagia. Mestinya dia benar-benar bahagia. Namun, ia masih saja termenung dan kelihatan cemberut setiap waktu. Ada satu hal yang masih ia gelisah, galau dan tidak bisa ikut berbahagia seperti rakyatnya. Ya, hal itu karena dia terlahir dalam kondisi salah satu matanya buta dan kaki kirinya pincang. Ia menganggap ini aib yang sangat menyakitkan. Apa jadinya jikalau seorang Raja itu orang yang "Pece" (buta salah satu matanya) dan pincang? tentu sangat memalukan.

Karenanya, dia ingin saat dia meninggal nanti, ada kenang-kenangan yang memperlihatkan dirinya secara sempurna, tidak ada kekurangan sama sekali.
Demi merealisasikan keinginannya tersebut, akhirnya dia mengundang seluruh pelukis yang berada di setiap jengkal tanah kekuasaannya. Ia menitahkan kepada mereka untuk melukis dirinya dengan lukisan yang paling baik dan sempurna. Lukisan yang benar-benar bisa menggambarkan kesempurnaan dirinya, sempurna dalam segala kebijakannya dan sempurna secara fisik.

Tetapi, lagi-lagi, nampaknya apa yang menjadi harapannya tersebut sulit untuk terealisasikan. Para pelukis itu nampak kesulitan untuk melaksanakan titah sang Raja. Mereka mengakui bahwa sang Raja adalah seseorang yang bisa dikatakan sempurna dalam kebaikan dan kebijakan. Namun secara fisik? Mereka tidak tahu, bagaimana caranya melukis sang Raja dalam kondisi sempurna secara fisik, sedang kenyataannya sang Raja memang cacat mata dan kakinya. Semua pelukis yang datang nampak enggan melakukan tugas besar nan berat itu. Melihat hal itu, sang Raja muram, wajahnya nampak lesu dan tidak ada gairah lagi dalam menjalankan pemerintahan. Sepanjang hari ia nampak murung dan hanya mengurung diri dalam kamar. Hingga akhirnya, roda pemerintahan yang menjadi tanggung jawabnya, sedikit demi sedikit terbengkalai.

 Melihat kondisi sang Raja yang sedang dirundung nestapa, dan pemerintahannya  yang sedang semrawut, ada seorang pelukis kecil yang memberanikan diri untuk melukis sang Raja sesuai dengan keinginannya tadi. Pada mulanya, semua pelukis senior mencibir dan merendahkannya.
"Apa mampu anak ingusan itu memenuhi keinginan Raja yang aneh itu? kita saja yang sudah ahli menyerah kok, apalagi dia yang masih ingusan", Cela mereka.
Tetapi pelukis kecil itu tetap melangkah maju. Ia tidak gentar dengan berbagai celaan, olokan maupun cibiran dari para seniornya. Dengan mantap dia menghadap pada Sang Raja dan menyatakan kesanggupannya untuk melukis sang Raja pada waktu itu juga. Dengan senyum mengembang dan hati gembira, sang Raja mempersilahkan si pelukis kecil untuk memulai melukis. Mulailah si pelukis kecil melukis. Waktu terus berjalan. Detik demi detik terus berlalu. 1 jam telah terlewati. Sedang si pelukis kecil masih saja melanjutkan lukisannya itu. Peluh membasahi dahinya, keringat dingin mengucur deras di setiap persendian tubuhnya. 6 Jam waktu telah terlewati hingga akhirnya lukisan itu selesai.

"Duhai baginda Raja, silahkan lihat...! inilah lukisan yang tuan paduka inginkan", kata pelukis kecil mempersilahkan sang Raja untuk melihat hasil karyanya itu.

Dengan pelan-pelan, penuh perhatian, ketelitian dan penglihatan yang seksama, sang Raja mengamati lukisan buah karya pelukis kecil itu. Nampak senyum mengembang di kedua bibir sang Raja. Wajahnya nampak cerah dan bahagia melihat lukisan itu. Melihat gelagat bahagia pada wajah sang Raja, para pelukis senior dan semua abdi negara yang dari tadi mendampingi sang Raja penasaran, mereka ingin melihat bagaimana sebenarnya lukisan itu? Berbondong-bondong mereka bergegas mendekat untuk melihat lukisan itu. Hasilnya sama, mereka pun terkagum-kagum akan lukisan anak kecil itu. Bagaimanakah lukisan itu?

Pada punggung kanvas itu, si pelukis kecil menggambar sang Raja seolah-olah beliau sedang memegang senapan panjang dalam kondisi setengah duduk. Kaki kiri yang sebenarnya pincang, di lukis dalam kondisi di tekuk selutut ke arah tanah. Dan matanya yang buta tadi di lukis dalam kondisi tertutup, seakan-akan sang Raja sedang mengincar seekor hewan buruan untuk di bidik. Dengan lukisan yang demikian unik, cacat sang Raja tidak nampak kelihatan, dan si pelukis kecil pun tidak sedang berbohong dengan lukisannya. Bahkan yang nampak adalah kecerdasan dan kecerdikan si pelukis kecil.

Marilah kita berusaha untuk melukis saudara-saudara kita dengan lukisan yang indah, menawan, anggun dan penuh dengan kebahagiaan. Sehingga kita lebih sering tersenyum bersama, dari pada menitikan air mata perpecahan dimana-mana. Salam persaudaraan.

إذا كنت فى كل الأمور معاتبا # صديقك لم تلق الذى لا تعاتبه
فعش واحدا أو صل أخاك # فإنه مقارف ذنب مرة ومجانبه
إذا أنت لم تشرب مرارا على القذى # ظئمت واي الناس تصفو مشاربه
ومن ذا الذى ترضى سجاياه كلها # كفى المرأ نبلا أن تعد معايبه
Bila semua kelakuan sahabatmu kau caci-maki,
Kau tak akan temukan teman yang tak kau caci-maki
Jika begitu hiduplah sendiri saja.
Atau jalinlah silaturrahim dengan sahabatmu
Meski ia pasti tak bebas dari salah dan kurang.
Adakah manusia yang sepenuhnya bersih ?
terbebas dari kesalahan dan dosa
O, cukuplah kita tahu betapa mulianya seseorang
Jika dia sadar atas kelemahan dirinya


Share Artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
Artikel Terkait:
Sisipkan Komentar Anda Disini
Breaking News close button
Back to top

0 komentar

Bagaimana Pendapat Anda?
Powered by Blogger.
 
Copyright © 2014. Anjangsana Suci Santri - All Rights Reserved | Template - Maskolis | Modifikasi by - Leony Li
Proudly powered by Blogger