Advertise 728x90

Manaqib Mbah Yai Sholih Part I

Written By Unknown on Tuesday, November 11, 2014 | 6:51 PM






Bab I:
Fase Kecil-Menikah
a.        Mbah Sholih Kecil Dan Kakak-Adek.
Nama lengkap beliau adalah Sholih Bin Mbah KH. Abdullah Mudzakkir Bin Mbah Ibrahim Suro. Beliau biasa dipanggil dan dikenal dengan nama Mbah Sholih. Pasangan Mbah Mudzakkir dan Mbah Nyai Murni dikaruniai 7 orang putra dan putri. Sedang Mbah Sholih sendiri adalah putra ke-5 dari pasangan Mbah Kiai Abdullah Mudzakkir dan Mbah Nyai Murni tersebut. Putra-putri Mbah Mudzakkir dengan istri Mbah Murni yang lain adalah Mbah M. Hadi [wafat: 1237 H], Mbah Aminah [lahir: 27-Rojab-1327 H], Mbah Imronah [lahir: 6-Rabi’ Ats-Tsani-1330 H], Mbah M. Dainuri, Mbah Sholih (tokoh yang kita bicarakan dalam kesempatan ini [wafat: 2-Jumadal Akhirah-1974 M]) , dan kedua putra-putri kembar, yakni Mbah Amnan dan Mbah Hamimah [keduanya lahir: 24-Romadhan-1338 H].
Selanjutnya, data yang bisa kami lacak mengatakan bahwa dari sekian putra-putri Mbah Mudzakkir dengan istri mbah Murni ini, hanya dua orang putri saja yang sampai sekarang masih bisa kita temui anak-anak dan cucu-cucunya. Yaitu Mbah Aminah yang menikah dengan Mbah Sholih bin Mbah KH. Abdullah Sajjad, Sendang Guwo, Semarang. Dan konon ceritanya, Mbah Sajjad ini adalah teman seperguruan dari Mbah Mudzakkir sendiri saat masih nyantri di pesantrennya Mbah Sholih Ndarat, Semarang. Lalu entah bagaimana ceritanya, kedua sahabat ini akhirnya menjodohkan putra dan putri mereka yang sangat mungkin sekali mempunyai tujuan untuk mempererat persahabatan dan Ukhuwah Islamiyyah. Bahkan menurut cerita tutur dari nenek penulis sendiri—Mbah Muslimah Binti Aminah—Mbah Sholih Sajjad ini pun menikah lagi dengan Mbah Hamimah setelah kakaknya, yaitu Mbah Aminah, wafat. Hanya saja, dari pernikahan kedua ini, mbah Sholih Sajjad wafat terlebih dahulu sebelum Allah memberikan keturunan kepada keduanya.
Dari pernikahan Mbah Aminah dengan Mbah Sholih Sajjad ini, Allah memberi karunia seorang putri saja, yaitu Mbah Muslimah yang kemudian menikah dengan Mbah Abdurrosyid asal Jali, Bonang, Demak. Dan Alhamdulillah, putra-putri serta cucu-cucu Mbah Muslimah dan Mbah Abdurrosyid ini sampai sekarang masih ada dan bisa ditemui oleh penulis. Sebagian ada yang bertempat tinggal ditanah kelahiran mereka, yakni Dukuhan, Demak. Dan ada sebagian lagi yang lain bertempat tinggal di Solo, Jakarta dan Magelang.
Disamping keluarga Mbah Aminah, ada juga keluarga Mbah Imronah yang menikah dengan Mbah Kiai As’ad yang mana beliau merupakan salah satu murid dari Mbah Mudzakkir sendiri. Jadi jika ada seorang kiai yang kemudian menikahkan putrinya dengan salah satu santrinya, memang itu merupakan sebuah tradisi leluhur yang sudah pernah ada dan dijalankan oleh mereka. Sampai sekarang ini, kita masih bisa menemui putra-putri Mbah Imronah dan Mbah As’ad ini, yang sebagian besar dari mereka sekarang ini menjadi penyebar dakwah Islam di desa Jroto dan Lengkong. Rata-rata mereka berdakwah dengan mengajar ilmu agama di Masjid, Musholla maupun Madrasah yang dulu-dulunya dipelopori oleh orang tua mereka bersama rakyat sekitar.
b.       Mbah Sholih Menikah.
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan terhadap salah satu murid terdekat mbah sholih yang masih hidup sampai sekarang, yaitu Bapak Sya’roni, Kalisari Dempel, Sayung, Demak. Penulis menemukan sebuah keterangan yang menyebutkan bahwa ternyata Mbah Sholih pernah menikah sebanyak 3 kali dengan wanita yang berbeda-beda. Sedang menurut murid beliau yang lain, yakni Bapak Aman Dukuhan, Mbah Sholih pernah menikah sebanyak 2 kali. Tapi penulis sendiri menyimpulkan bahwa pendapat Bapak Sya’roni dalam hal ini mungkin lebih tepat dengan beberapa alasan. Pertama Bapak Aman menyampaikan pendapatnya dengan nada agak ragu-ragu. Kedua Bapak Sya’roni sangat yakin sekali. Ketiga Bapak Sya’roni adalah orang yang sangat dekat dengan Mbah Sholih. Berikut ini adalah beberapa data tentang beberapa wanita yang pernah menjadi istri dari Mbah Sholih, hasil dari beberapa wawancara dengan narasumber yang ada:
1.        Menurut riwayat Bapak Sya’roni, Mbah Sholih pertama kali menikah dengan seorang wanita asal daerah Sendang Guwo, Semarang. Hanya saja Bapak Sya’roni meriwayatkan tentang istri pertama ini dengan sedikit ragu-ragu, disamping juga lupa siapa nama dan dimana tepatnya rumah wanita tersebut. Berbeda lagi dengan versi Bapak Aman Plotro yang mengatakan bahwa Mbah Sholih pernah menikah dengan seorang wanita dari daerah Ngilir, Semarang. Cerita pak Aman, dulu saat pembangunan Masjid pertama kali, masyarakat memberikan sumbangan sesuai dengan hasil panen yang ada disawah masing-masing. Jika musimnya adalah panen jagung, maka masyarakat menyumbang jagung. Begitu juga andaikan panennya adalah padi, maka yang disumbangkan adalah padi. Lalu padi ataupun jagung itu diberikan kepada pengurus pondok untuk kemudian dijual dan hasil dari penjualan itu dibelikan tanah didaerah Ngilir, Semarang. Nah, pada waktu itu setelah sawah terbeli, para santri kemudian berduyun-duyun pergi bersama-sama dengan berjalan—karena pada waktu itu memang kendaraan masih sangat langka, bahkan sepeda onthel sekalipun—untuk kerja bakti di sawah. Dan entah bagaimana ceritanya, akhirnya Mbah Sholih menikah dengan seorang gadis asal Ngilir, Semarang.
2.        Wanita kedua yang pernah dinikahi oleh Mbah Sholih adalah Nyai Shofiyah putri Mbah Kiai Siroj, yang tak lain dan tak bukan adalah seorang Kiai dari desa Prampelan, Demak. Dan setelah kami runut-runut dan adakan wawancara dengan beberapa orang, ternyata Mbah Siroj ini pun adalah salah satu kawan dari Mbah Mudzakkir saat sama-sama nyantri di Mbah Sholih Ndarat, Semarang. Dari berbagai sumber yang kami dapatkan, dulu ada trio Kiai besar yang satu perguruan—sama-sama santri Mbah Sholih Ndarat—dan mempunyai peran dakwah yang besar dan signifikan di kecamatan Sayung ini. Trio Kiai ini adalah Mbah Kiai Abdullah Mudzakkir, Mbah Kiai Siroj Prampelan dan Mbah Kiai Mahfudz (beliau adalah sesepuh dari Kiai Muhammad Ajib, Purwosari) Prampelan juga. Hanya saja, dari pernikahan beliau dengan putri Kiai Siroj ini, Mbah Sholih tidak dikaruniai keturunan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dan bahkan, pernikahannya ini pun akhirnya kandas ditengah jalan dan berakhir dengan perceraian. Hingga akhirnya putri Kiai Siroj tadi menikah lagi dengan Mbah KH. Muslih Abdurrohman Mranggen, Demak. Cerita ini kami dapatkan dari ibu penulis sendiri beserta beberapa paman-paman penulis dari pihak ibu, karena memang ibu penulis masih memiliki hubungan keluarga dengan Kiai Siroj Prampelan melalui jalur kakek, yaitu Mbah Kiai Anwar Sidorawuh yang merupakan keponakan langsung dari Kiai Siroj prampelan. Dan dari cerita tutur yang sampai kepada penulis, dulu-dulunya Mbah Anwar pun sering berkunjung ke Dukuhan. Dan sangat mungkin sekali bahwa kunjungan tersebut adalah guna bersilaturrahim dengan sepupunya yang waktu itu masih berstatus istri dari Mbah Sholih.
3.        Wanita ketiga yang pernah dinikahi oleh Mbah Sholih adalah Nyai Imronah yang sampai sekarang masih hidup di desa Kalisari, Sayung, Demak. Dan lagi-lagi pernikahan yang ketiga ini pun nampaknya juga putus ditengah jalan dan berakhir dengan perceraian. Hingga akhirnya Nyai Imronah ini menikah lagi dengan Bapak Ridhwan asal Dukuhan, Kalisari.  
Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah kenapa pernikahan-pernikahan yang beliau lakukan selalu gagal dan berakhir dengan perceraian? Menurut pemahaman dari Bapak Sya’roni, Mbah Sholih adalah orang yang menikah secara Syar’i, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan manusia secara biologis saja. Saat beliau di Tanya kenapa tidur bersama-sama santrinya, maka beliau menjawab bahwa secara Syar’i seseorang menikah tidak harus dikumpuli. Nah, mungkin saja ini menjadikan istri-istri beliau tidak kuat dengan tatacara beliau memandang sebuah pernikahan. 
Bersambung....

Share Artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg Lintasme
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
Artikel Terkait:
Sisipkan Komentar Anda Disini
Breaking News close button
Back to top

4 komentar

avatar

boleh tanya? siapakah nama2 keturunan dari pernikahan mbah abdurrosyid jali bonang dengan mbah muslimah, kebetulan saya juga sedang menyusun manaqib buyut saya KH. Abdullah Sajad Sendangguwo

avatar

Bp H. Ridwan yg menikahi mantan istri Mbah Sholeh tinggal di Dukuh Kenteng Wringinjajar Mranggen

avatar

Ada 6 orang putra dari Simbah Muslimah dengan Mbah Sholeh bin Sajjad. Untuk jelasnya, silahkan mampir ke Dukuhan. Bertemu dengan KH. Hanif Faishal yang merupakan salah satu putra dari Mbah Muslimah dan Mbah Abdurrosyid.

avatar

Sip. Terima kasih infonya.

Bagaimana Pendapat Anda?
Powered by Blogger.
 
Copyright © 2014. Anjangsana Suci Santri - All Rights Reserved | Template - Maskolis | Modifikasi by - Leony Li
Proudly powered by Blogger