Memang dunia pesantren adalah dunia yang sangat unik dan
menarik, entah itu santrinya, kiainya maupun cara berfikirnya. Bahkan sekarang
ini, setelah beberapa tahun di rumah, saya baru sadar bahwa cara berfikir
santri ini memang sangat berbeda dengan umumnya masyarakat sekarang yang
mungkin sudah terlalu kenyang dengan American Style.
Alkisah, di suatu pagi yang cerah, kegiatan belajar sudah
berjalan seperti biasanya di MA Al-Anwar. semua siswa sudah masuk ke kelas
masing-masing, begitu juga dewan guru sudah
memasuki kelas di mana mereka mengajar. Dan seperti biasa juga, Gus Wafi Maemon selalu berjalan-jalan mengelilingi kelas-kelas untuk
mengawasi kegiatan belajar mengajar berlangsung. setelah mengamati beberapa
kelas, beliau sampai di sebuah kelas di bagian ujung dan berhenti sejenak untuk
mengamati lebih jauh. Nampaknya ada yang berbeda dari kelas tersebut, dan
memang benar, kelas itu sangat berbeda dari kelas lainnya. kenapa? karena
ternyata kebanyakan siswanya di waktu sepagi itu sudah pada molor. Beliau
berjalan lagi, dan lagi-lagi beliau berhenti untuk mengamati dengan
sungguh-sungguh kelas satunya lagi, yang ada disamping kelas pertama tadi. Dan
lagi-lagi, beliau menemukan mayoritas siswa yang dengan enaknya molor,
sementara si guru hanya menjelaskan pelajaran kepada siswa-siswa lain yang
masih sadar.
"
Yat..Dayat..yat..Dayat...mrene cung..!"
"Koncomu kok Do molor kui
nopo Yat?"
Dengan clingukan Dayat—karena dia
sendiri adalah bosnya molor—pun hanya menjawab sekenanya: "Duko niku
Gus".
"Do kurang darah ta
piye?"
"Menawi Gus"
"Yo wes...jal itung sak
kelasmu kabeh ono wong piro, trus kelas sisehmu seng do molor ono wong piro.
iki ono duwit tukokno sate, seng do molor mau, kon do mangan sate, ben do orang
kurang darah, dadi sesok ora molor maneh", perintah Gus Wafi kepada Dayat.
Akhirnya, pagi itu Dayat Dkk pun
pesta sate besar-besaran berkah dari molor di kelas. Pagi berikutnya Gus Wafi
jalan-jalan lagi, dan nampaknya ada pemandangan yang berbeda dari yang kemarin.
Dan Gus Wafi pun hanya tersenyum simpul melihat pemadangan Dayat dan
kawan-kawannya itu.
********
Masih
adakah sekarang guru yang berfikir seperti Gus Wafi?? Andakah salah satu guru
tersebut???...hehehe
0 komentar